Kamis, 24 Maret 2011

PLANET MARS


BAB I
PENDAHULUAN

'       PLANET

Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:

  • Mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang.
  • Mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat).
  • Tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya.
  • Telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi “planet kerdil”.
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota galaksi Bimasakti ada 9, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari galaksi Bimasakti sehingga jumlah planet pada galaksi Bimasakti jumlahnya ada 8.

Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional) sesuai dengan defenisi yang baru, maka terdapat delapan planet dalam sistem Tata Surya:

  1. Merkurius
  2. Venus
  3. Bumi
  4. Mars
  5. Yupiter
  6. Saturnus
  7. Uranus
  8. Neptunus


'       Sejarah Planet


Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu.
Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.
Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kira-kira 70 tahun.
Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang sebagai sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.

'       Sejarah nama-nama planet


Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet. Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua objek yang berbeda.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.
Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang.
Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.



BAB II
ISI

N     PLANET MARS

A. Pengertian
Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari nama Dewa perang Romawi. Namun planet ini juga dikenal sebagai planet merah karena penampakannya yang kemerah-merahan.









 










NO
JENIS
HASIL
1
Nama Planet
Mars
2
Kala Rotasi
24,62 Jam
3
Kala Revolusi
687 Hari
4
Atmosfer
Karbon Dioksida , Nitrogen, Oksigen, Argon, Gas lain
5
Satelit Alam
(2) Phobos dan Deimos
6
Jarak Di Matahari
230 Juta km
7
Diameter Planet
6.790 km
8
Warna Planet
Merah Kehitaman




B. Struktur Dalam
Mars (1,5 SA) berukuran lebih keci dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.

C. Struktur Luar
Mars, planet ke-4 dari Matahari, memiliki atmosfer yang berbeda dengan atmosfer Bumi . Terdapat banyak ketertarikan dalam meneliti komposisinya sejak ditemukannya kandungan kecil metana, yang dapat menandai kehidupan di Mars.

D. Keadaan Di Planet Mars
Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernapasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.
Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 25,62 jam. Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra dari Zeus dan Hera.
Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.
Mars adalah salah satu dari lima planet terlihat dengan mata telanjang. Bertentangan dengan kecerahan mencapai -2,7 besar dan diameter sudut sampai 25 "Jarak rata-rata dari 637 km Ming 227 936 1523 662 1931 AU diameter khatulistiwa. 6 804,9 km (0.533 Bumi) tekanan atmosfer 0,7-0,9 kPa - Karbon Dioksida 95,32% nitrogen 2,7% Argon 1,6% Oksigen 0,13% Umum karakteristik Pernyataan Mars dan Bumi dalam skala yang sama Mars selama berabad-abad orang terpesona dari semua budaya, terutama karena warna merah belum pernah terjadi sebelumnya dan gerakan cepat terlihat di langit Ini adalah tentang separuh planet dari Bumi,. dan permukaannya dan berat hanya mewakili seperlima dan sepersepuluh dari bumi. Periksa di Mars berlangsung sedikit lebih daripada Bumi - memiliki 24 jam, 36 menit dan 35 detik. Namun, tahun Mars hampir dua kali lebih lama daripada Bumi - adalah 687 hari. Karena jarak dari Matahari (dalam satuan waktu yang sama jatuh pada permukaan mars adalah hanya 40% dari energi matahari yang mencapai bumi), tetapi kurangnya tubuh besar air dan suasana padat suhu permukaan Mars sangat variabel - hari hampir 30 ° C, dan pada malam hari untuk tetes -90 ° C (di kutub hingga -130 ° C). Suasana di Mars Sunset atmosfer Mars sangat tipis dan tipis. Tekanan atmosfer rata-rata berkisar dari 750 bar (yang kira-kira 0,75% dari tekanan atmosfer di Bumi). Karena gravitasi Mars hampir tiga kali lebih kecil daripada Bumi, tinggi di mana tekanan jatuh 2,72 kali (yaitu dengan faktor e) adalah untuk atmosfer planet ini, hampir dua kali lebih besar dari atmosfer bumi dan adalah 11 km. Komposisinya terutama karbon dioksida (95,32%), nitrogen (2,7%) dan argon (1,6%). The 0,38% sisanya unsur jejak, antara yang juga oksigen. Hipotesis, yang menjelaskan adanya seperti suasana tipis menyatakan bahwa faktor utama yang mengakibatkan erosi angin matahari. Karena tidak ada medan magnet pada skala global, partikel angin yang ditolak, tetapi dengan mudah dapat bertabrakan dengan atom gas atmosfer, wywiewając mereka ke luar angkasa. Pada tahun 2003 dia ditemukan oleh pengamatan teleskop di atmosfer jumlah jejak metana, yang dikonfirmasi Maret 2004 oleh misi Mars Express Orbiter. Gas ini tidak stabil, yang berarti bahwa planet harus (atau sudah dalam beberapa ratus tahun terakhir) dari sumbernya.
Penjelasan mungkin kemungkinan aktivitas gunung berapi, komet jatuh atau bahkan keberadaan mikroorganisme penghasil metana. Gas terjadi secara lokal, yang menunjukkan bahwa cepat dilemahkan dan tidak punya waktu untuk memperoleh konsentrasi yang homogen di seluruh atmosfer. Direncanakan untuk menyelidiki keberadaan gas lain yang terkait metanowi, yang memungkinkan anda untuk menentukan sumber sekresi nya. Pada metanowi Bumi yang dihasilkan dari proses biologi di lautan disertai dengan etana, sedangkan gas metan yang dihasilkan dari aktivitas gunung berapi terjadi bersama dengan belerang dioksida. Lain manifestasi dari dinamika atmosfer Mars selain kemunculan dan menghilangnya metana, uap air bergerak antara kutub, menyebabkan pembentukan es mirip Bumi dan awan-awan bulu besar yang terbuat dari kristal es dan kendaraan yang difoto oleh Peluang tahun 2004, Geologi kawah Galle'a di permukaan Mars.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar